Macam-macam Mobilitas sosial Di samping
manusia hidup dan bergerak dalam sebuah ruang geografik, manusia juga hidup
dalam sebuah ruang yang unik, yaitu struktur sosial yang di dalamnya terdapat
pemilahan-pemilahan vertikal maupun horizontal. Sehingga, di samping manusia
dapat berpindah dari satu ruang geografik (wilayah) ke ruang geografik yang lain,
dalam sebuah ruang sosial yang unik tadi, manusia juga dapat berpindah dari
satu strata atau kelas sosial ke strata atau kelas sosial yang lain, ataupun
dari satu golongan ke golongan yang lain.
Mobilitas
dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:
- Mobilitas geografik, yakni perpindahan orang dari satu tempat/daerah ke tempat/daerah yang lain
- Mobilitas sosial, yakni perpindahan posisi dari suatu kelas sosial atau kelompok sosial ke kelas sosial atau kelompok sosial yang lain.
Berdasarkan
arah perpindahan, mobilitas sosial dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Mobilitas sosial horizontal, yakni perpindahan posisi individu atau kelompok individu dari satu kelompok atau golongan sosial ke kelompok atau golongan sosial lain yang sederajat
- Mobilitas sosial vertikal, yaitu perpindahan posisi atau kedudukan individu atau kelompok individu dari satu strata sosial ke strata sosial lain, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah.
Mobilitas
sosial vertikal dapat dibedakan menjadi:
1.
Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing), dapat berupa:
- masuknya individu dari kedudukan rendah ke kedudukan tinggi
- pembentukan kelompok baru yang derajatnya lebih tinggi
2.
Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking), dapat berupa:
- turunnya individu dari kedudukan yang lebih tinggi ke kedudukan yang lebih rendah
- turunnya derajat sekelompok individu karena disintegrasi kelompok (sering disebut sebagai dislokasi sosial)
3.
Mobilitas sosial antar-generasi, yang dimaksud adalah mobilitas yang
terjadi pada generasi yang berbeda, misalnya:
- orang tua berkedudukan sebagai petani atau buruh, anak-anaknya menjadi pengajar di perguruan tinggi atau majikan. Contoh mobilitas dalam bentuknya yang demikian banyak terjadi di daerah-daerah yang mengalami industrialisasi. Banyak orang yang akhirnya meninggalkan pekerjaan sebagai petani atau pekerjaan agraris yang lain sebagaimana yang ditekuni oleh para orangtua mereka karena tertarik untuk bekerja di pabrik-pabrik/industri.
- Atau sebaliknya, orang tuanya sebagai majikan atau pejabat negara, sedangkan anak-anaknya menjadi buruh atau pegawai biasa di instansi pemerintah.
Di samping
dua macam mobilitas di atas, sering pula dijumpai istilah mobilitas mental,
yang artinya perubahan sikap dan perilaku individu atau sekelompok individu karena
didorong oleh rasa ingin tahu, tuntutan penyesuaian diri, hasrat meraih
prestasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor penghambatnya dapat berupa sikap
malas dan kepasrahan terhadap nasib maupun isolasi sosial.